Matius 23:15 - Kehidupan yang Mementingkan Diri Sendiri, Apa yang Kita Pelajari dari Ini?

Matius 23:15 – Kehidupan yang Mementingkan Diri Sendiri, Apa yang Kita Pelajari dari Ini?

Diposting pada

Pada suatu hari, Yesus berkata kepada para pemimpin agama, “Celakalah kamu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik! Sebab kamu menjelajahi laut dan darat untuk mencari seorang pemurid, dan apabila kamu menemukannya, kamu menjadikannya dua kali lebih jahat dari pada kamu!”

Apakah kita semua seperti para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dalam keseharian kita? Sepertinya Matius 23:15 mengingatkan kita tentang bahaya menjadi orang yang hanya mementingkan diri sendiri.

Dalam era teknologi dan terhubung secara online seperti sekarang, kita semua ingin terlihat sukses di hadapan orang lain. Namun, apakah kita benar-benar fokus pada apa yang membawa manfaat bagi orang lain atau hanya mencari pujian dan pengakuan dari mereka?

Mungkin kita tergoda untuk melakukan apa pun demi menempatkan diri kita di atas orang lain. Kita berusaha untuk memperoleh keuntungan lebih banyak, bahkan jika itu berarti melanggar nilai-nilai moral atau menghalalkan segala cara.

Dalam konteks Matius 23:15, para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tampaknya mencari pemurid hanya untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka mengajarkan kejahatan dan memperluas pengaruh mereka, sehingga akhirnya mendesak orang lain menggunakan cara yang sama.

Namun, mengapa Yesus mengutuk perilaku mereka? Jawabannya sederhana, karena perilaku mementingkan diri sendiri tidaklah menghasilkan kebaikan yang sejati. Itu hanya akan mendorong kita lebih jauh ke dalam kegelapan.

Jadi, apa yang dapat kita pelajari dari Matius 23:15? Pertama, kita perlu mengenali bahwa hidup tidak hanya tentang mencari keuntungan pribadi semata. Kita harus bersedia memberikan diri kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Jika kita hanya berfokus pada diri sendiri, kita akan kehilangan makna sejati dari hidup.

Kedua, kita harus memperhatikan motivasi di balik tindakan kita. Apakah kita melakukan sesuatu untuk membantu orang lain atau hanya untuk meningkatkan citra kita sendiri? Kita perlu mengasah jiwa dan mengkultivasi kerendahan hati yang tulus.

Terakhir, kita harus berhati-hati terhadap imitasi perilaku buruk. Jangan sampai kita terjebak dalam lingkaran kejahatan yang dilakukan oleh para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Sebaliknya, kita harus mencurahkan hidup kita untuk menjadi teladan yang baik, mendorong orang lain untuk berbuat hal yang benar.

Baca juga:  Mempelajari Struktur Bahasa Indonesia dalam Gaya Santai ala Jurnalisme

Jadi, mari kita mengambil pelajaran berharga dari Matius 23:15. Jangan biarkan diri kita terperosok dalam perilaku mementingkan diri sendiri. Jadilah seseorang yang berani memberikan diri untuk kebaikan orang lain, dan hiduplah dengan kasih dan kerendahan hati. Itu adalah kunci untuk mencapai makna hidup yang sejati dan menginspirasi orang lain di sekitar kita.

Apa itu Matius 23:15?

Matius 23:15 adalah salah satu ayat yang terdapat dalam Injil Matius pada bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Ayat ini memiliki konteks yang penting dalam memahami ajaran Yesus Kristus terkait sikap dan tindakan para pemimpin agama pada masa itu.

Konteks Ayat Matius 23:15

Sebelum kita memahami lebih lanjut mengenai ayat ini, mari kita melihat konteksnya dalam Matius 23 secara keseluruhan. Pada bab ini, Yesus memberikan nasihat dan teguran yang tajam kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang merupakan pemimpin agama pada masa itu. Dia mengecam mereka karena mereka menunjukkan kesalehan dan kepatuhan terhadap hukum Taurat, tetapi pada saat yang sama, mereka melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran tersebut.

Salah satu hal yang dikritik oleh Yesus dalam ayat-ayat sebelumnya adalah bahwa para pemimpin agama ini sibuk dengan hal-hal kecil seperti membayar tithe dari rempah-rempah kecil, tetapi mereka mengabaikan hal-hal yang lebih penting seperti keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan kepada Allah. Mereka juga terkenal karena pura-pura saleh di depan orang lain, tetapi sebenarnya mereka berhati busuk dan tidak jujur dalam tindakan dan motivasi mereka.

Dalam Matius 23:15, Yesus melanjutkan kritiknya terhadap para pemimpin agama ini. Dia mengatakan,

“Celakalah kamu, hai ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang munafik. Sebab kamu berkeliling laut dan darat untuk membuat seorang pengikut dan jika dia menjadi pengikutmu, kamu menjadikan dia anak perdukunan yang dua kali lipat lebih jahat dari pada kamu.” (Matius 23:15)

Tafsir Ayat Matius 23:15

Ayat ini memiliki beberapa penafsiran, tetapi secara umum, dapat dikatakan bahwa Yesus mengkritik para pemimpin agama karena mereka tampil sebagai agen penginjilan, tetapi pada kenyataannya, mereka membuat orang-orang menjadi putus asa dan lepas dari iman mereka. Mereka mempengaruhi orang-orang yang mereka panggil untuk mengikuti mereka dengan ajaran yang salah atau menyesatkan.

Baca juga:  Temukan Semua Hal yang Perlu Kamu Tahu tentang Gambar Termometer Laboratorium!

Cara mereka melakukan hal ini adalah dengan memberikan ajaran mereka sendiri yang tidak berdasarkan Firman Allah, tetapi lebih didasarkan pada tradisi dan hukum manusia. Mereka menggunakan otoritas agama mereka untuk mempengaruhi orang-orang dan menyebabkan mereka keluar dari jalan kebenaran dan keselamatan.

Menurut penafsiran ini, “anak perdukunan yang dua kali lipat lebih jahat” mengacu pada orang-orang yang disesatkan oleh para pemimpin agama ini. Mereka menjadi lebih jahat karena mereka tidak hanya jauh dari kebenaran, tetapi juga mempengaruhi orang lain dengan ajaran-ajaran yang salah.

Cara Memahami Matius 23:15 dalam Konteks Modern

Walaupun ayat ini memiliki konteks yang khusus pada masa itu, tetapi dapat ada beberapa aplikasi yang dapat kita ambil untuk konteks modern kita saat ini. Salah satunya adalah belajar untuk memperhatikan dan mengevaluasi pengajar dan pemimpin gereja yang kita ikuti. Kita harus menjadi cerdas dalam memahami ajaran-ajaran yang mereka sampaikan dan memastikan bahwa mereka sesuai dengan Firman Allah.

Kritik Yesus terhadap para pemimpin agama pada masa itu mengingatkan kita untuk tidak asal mengikuti apa yang diajarkan oleh seseorang, tetapi untuk menguji semuanya dengan Firman Allah. Kita harus memastikan bahwa apa yang diajarkan kepada kita adalah kebenaran dan sesuai dengan ajaran Kristus. Kita juga harus berhati-hati terhadap orang-orang yang menggunakan otoritas agama mereka untuk keuntungan pribadi atau untuk menyebarkan ajaran yang tidak benar.

Kritik Yesus dalam ayat ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya pengaruh yang kita miliki sebagai pengikut Kristus. Kita harus berusaha menjadi pengikut yang setia dan membawa pengaruh yang baik dalam kehidupan orang lain. Kita harus mewaspadai tindakan atau kata-kata kita yang dapat mempengaruhi orang lain secara negatif atau menyesatkan mereka dari kebenaran Alkitab.

Baca juga:  100 20: Kisah Unik Jumlah yang Bukan Sembarang Angka

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah ayat ini hanya berlaku untuk para pemimpin agama pada masa itu?

Tidak, ayat ini memiliki prinsip yang dapat diterapkan dalam konteks modern kita. Meskipun kritik Yesus ditujukan kepada para pemimpin agama pada masa itu, kita juga harus berhati-hati terhadap pengajar yang kita ikuti dan memastikan bahwa mereka mengajar ajaran yang benar sesuai dengan Firman Allah.

2. Bagaimana cara kita membedakan ajaran yang benar dari yang salah?

Untuk membedakan ajaran yang benar dari yang salah, kita perlu memiliki pemahaman yang baik tentang Firman Allah. Kita harus selalu membandingkan apa yang diajarkan kepada kita dengan apa yang tertulis dalam Alkitab dan meminta Roh Kudus untuk memberikan pengertian yang lebih dalam. Kita juga dapat meminta saran dan penjelasan dari orang-orang percaya yang lebih matang dalam iman.

Kesimpulan

Ayat Matius 23:15 adalah teguran Yesus kepada para pemimpin agama pada masa itu yang menunjukkan kesalehan secara fisik tetapi merusak hati dan pikiran orang-orang dengan ajaran yang salah. Ayat ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam memilih pengajar dan memastikan bahwa mereka mengajarkan kebenaran sesuai dengan Firman Allah. Ini juga mengingatkan kita tentang pengaruh yang kita miliki sebagai pengikut Kristus dan pentingnya membawa pengaruh yang baik dalam kehidupan orang lain. Mari kita tetap setia pada ajaran Kristus dan berusaha memahaminya dengan lebih baik setiap hari.

Sekarang, tindaklanjuti tulisan ini dengan memeriksa panduan Gereja tentang pengajaran dan membandingkannya dengan apa yang diajarkan oleh pengajar yang Anda ikuti. Pastikan bahwa Anda selalu memprioritaskan kebenaran dan kebenaran Alkitab dalam iman dan praktek Anda sehari-hari. Dengan itu, Anda dapat tumbuh dalam iman Anda dan membawa pengaruh yang baik bagi orang-orang di sekitar Anda.

Safira Alya
Seorang Penulis Inspiratif. "Setiap kata yang kita tulis adalah langkah ke arah mimpi kita. Jangan pernah ragu untuk menapaki jalan itu."

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *