Kalimat nominal adalah salah satu jenis kalimat yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia. Dalam kalimat nominal, unsur utamanya adalah nomina atau kata benda. Dalam bahasa sehari-hari, kita mungkin sering menggunakan kalimat nominal tanpa sadar.
Contohnya, kalimat “Anak itu pintar” merupakan kalimat nominal. Kata “anak” adalah nomina yang menjadi unsur utama dalam kalimat ini. Kalimat ini baik dan efektif karena fokus pada sifat atau kualitas subjek, yaitu kecerdasan anak tersebut.
Dalam kalimat nominal, unsur penjelas atau atribut sering ditempatkan setelah nomina. Misalnya dalam kalimat “Buku itu tebal”, kata “tebal” adalah atribut yang menjelaskan sifat buku tersebut. Kalimat ini juga mengikuti struktur kalimat nominal yang sederhana dan efektif.
Keuntungan menggunakan kalimat nominal adalah kemampuannya untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan tepat. Dalam bahasa Indonesia, penggunaan kalimat nominal juga membantu pembaca atau pendengar untuk mengenal subjek atau objek dengan baik. Penggunaan kalimat nominal juga memungkinkan kita untuk lebih fokus pada gambaran keseluruhan dari apa yang ingin kita sampaikan.
Namun, penting juga untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan kalimat nominal dan jenis kalimat lainnya dalam penulisan. Terlalu banyak penggunaan kalimat nominal dapat membuat tulisan menjadi monoton dan kurang menarik. Oleh karena itu, variasikanlah penggunaan jenis kalimat dan gaya penulisan agar tulisan tetap menarik bagi pembaca.
Dengan memahami konsep dan penggunaan kalimat nominal, kita dapat menciptakan tulisan yang lebih menarik dan efektif dalam komunikasi bahasa Indonesia. Jadi, ayo gunakan kalimat nominal dengan bijak dalam penulisan sehari-hari!
Apa Itu Nominal Sentence?
Sebagai bagian dari tata bahasa dalam linguistik, nominal sentence merupakan jenis kalimat yang memiliki struktur sederhana dengan frasa nominal sebagai intinya. Frasa nominal ini berfungsi sebagai subjek yang menunjukkan pokok pembicaraan kalimat tersebut. Nominal sentence biasanya terdiri dari satu kata benda atau frasa benda yang menjadi subjek kalimat.
Contoh-contoh nominal sentence antara lain:
– “Buku itu.”
– “Mahasiswa baru.”
– “Anjing peliharaanku.”
– “Bunga-bunga yang indah di taman.”
Dalam sebuah kalimat nominal, frasa nominal sebagai subjek dibantu oleh kata kerja to be (is/am/are/was/were) sebagai predikatnya. Kata kerja to be ini berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara subjek dan deskripsi atau keadaan yang terkait. Terdapat beberapa aturan yang perlu diperhatikan dalam pembentukan nominal sentence:
1. Singular dan Plural
Ketika subjek nominal merupakan kata benda tunggal, maka kata kerja to be yang digunakan adalah “is”. Contohnya, “Buku itu adalah buku ajar.” Namun, jika subjek nominal berupa kata benda jamak, maka kata kerja to be yang digunakan adalah “are”. Misalnya, “Buku-buku itu adalah penulis favoritku.”
2. Present dan Past Tense
Perbedaan waktu dalam kalimat nominal juga harus diperhatikan. Jika subjek nominal menunjukkan waktu sekarang atau kejadian yang sedang berlangsung, maka kata kerja to be yang digunakan adalah “is”. Misalnya, “Mahasiswa baru adalah siswa yang berdedikasi.” Namun, jika subjek nominal menunjukkan waktu lampau, maka kata kerja to be yang digunakan adalah “was”. Contohnya, “Mahasiswa baru itu adalah teman sekelasku dulu.”
3. First, Second, dan Third Person
Sesuai dengan orang yang menjadi subjek nominal, kata kerja to be juga mengikuti tata bahasa orang pertama, kedua, atau ketiga. Jika subjek nominal berupa orang pertama tunggal (I), maka kata kerja to be yang digunakan adalah “am”. Misalnya, “Saya adalah mahasiswa baru.” Jika subjek nominal berupa orang kedua tunggal (you), maka kata kerja to be yang digunakan adalah “are”. Contohnya, “Kamu adalah teman baikku.” Sedangkan jika subjek nominal berupa orang ketiga tunggal (he/she/it), maka kata kerja to be yang digunakan adalah “is”. Misalnya, “Dia adalah dosen favoritku.”
Cara Membentuk Nominal Sentence
Untuk membentuk sebuah nominal sentence, kamu hanya perlu mengikuti aturan dasarnya. Berikut adalah langkah-langkah dalam membentuk nominal sentence:
1. Tentukan Subjek Nominal
Pertama-tama, tentukan kata benda atau frasa benda yang akan menjadi subjek kalimat. Pastikan subjek tersebut dapat berdiri sendiri tanpa membutuhkan kata kerja tambahan. Misalnya, “Buku itu”.
2. Pilih Kata Kerja to Be
Setelah menentukan subjek nominal, pilihlah kata kerja to be yang tepat sesuai dengan aturan dan konteks kalimat. Misalnya, jika subjek nominal adalah kata benda tunggal, maka kata kerja to be yang digunakan adalah “is”. Jika subjek nominal adalah kata benda jamak, maka kata kerja to be yang digunakan adalah “are”.
3. Beri Deskripsi atau Keadaan
Dalam kalimat nominal, subjek nominal tidak bisa berdiri sendiri. Oleh karena itu, berikan deskripsi atau keadaan tambahan yang relevan dengan subjek tersebut. Misalnya, “Buku itu adalah buku ajar” atau “Mahasiswa baru adalah siswa yang berdedikasi.”
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu bisa membentuk nominal sentence dengan mudah. Pastikan subjek nominal dan kata kerja to be yang kamu gunakan sesuai dengan aturan tata bahasa yang berlaku. Selain itu, pastikan juga untuk berikan deskripsi atau keadaan yang relevan agar kalimat menjadi lebih bermakna.
FAQ: Nominal Sentence
1. Apakah nominal sentence selalu menggunakan kata kerja to be?
Ya, dalam nominal sentence, frasa nominal sebagai subjek kalimat memerlukan kata kerja to be (is/am/are/was/were) sebagai predikatnya. Kata kerja to be ini menjadi penghubung antara subjek nominal dan deskripsi atau keadaan yang terkait.
2. Apakah nominal sentence selalu memiliki deskripsi atau keadaan tambahan?
Ya, subjek nominal dalam nominal sentence tidak bisa berdiri sendiri. Oleh karena itu, perlu diberikan deskripsi atau keadaan tambahan yang relevan agar kalimat memiliki makna yang lengkap. Deskripsi atau keadaan tersebut dapat berupa kata sifat, kata keterangan, frasa preposisional, atau klausa.
Kesimpulan
Dalam tata bahasa, nominal sentence merupakan jenis kalimat yang strukturnya sederhana dengan frasa nominal sebagai subjek dan kata kerja to be sebagai predikatnya. Frasa nominal ini berfungsi sebagai inti kalimat yang menunjukkan pokok pembicaraan. Nominal sentence dibentuk dengan mengikuti aturan dasar, seperti penggunaan kata kerja to be yang sesuai dengan subjek nominal, pemilihan kata kerja to be sesuai dengan waktu kalimat, dan penambahan deskripsi atau keadaan tambahan yang relevan dengan subjek nominal.
Jadi, jika kamu ingin mengekspresikan pokok pembicaraan secara langsung dan tegas, kamu bisa menggunakan nominal sentence. Buktikan keefektifannya dalam penggunaan bahasa sehari-hari dan kemukakan gagasanmu dengan jelas melalui nominal sentence!